Kamis, 25 November 2010

BAB II BBLR

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr atau sama denga 2500 gr disebut prematur. Dan menurut WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gr disebut Low Birth Weight Infants (BBLR).
2. ETIOLOGI
a) Faktor ibu
 Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya : perdarahan atepartum, kelainan uterus,trauma fisik dan psikologis,DM,toksemia gravidarum dan nefritis akut
 Usia ibu. Angka kejadian prematuritas tinggi ialah pada usia kurang dari 20 tahun, dan multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia ibu antara 26-35 tahun.
 Keadaan social ekonomi. Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terjadi pada golongan social ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Faktor janin
 Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir-bayi BBLR.
c) Faktor lingkungan
 Radiasi, merokok, minuman beralkohol, zat-zat racun.
d) Faktor yang masih belum diketahui.

3. KLASIFIKASI
1) Menurut harapan hidupnya:
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahit 1500-2500 gr.
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1500 gr.
• Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir 1000 gr.
2) Menurut masa gestasinya
• Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonates kurang bulan – sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
• Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).
4. PATOFISILOGI
Berdasarkan etiologi BBLR disebabkan beberapa faktor diantaranya faktor ibu, faktor janin dan factor lingkungan.
a. Dari fakor ibu dipengaruhi oleh : Perdarahan antepartum ( plasenta previa dan solusia plasenta ) yang menyebabkan suplai nutrisi dan O2 ke janin terhambat sehingga pertumbuhan bayi terhambat dan dapat merangsang persalinan sebelum waktunya ( <37 minggu ). Sosial ekonomi yang rendah jg menyebabkan pemenuhan gizi pada ibu sulit terpenuhi dan memungkinkan terjadinya malnutrisi dan menyebabkan suplai nutrisi ke janain terhambat sehingga pertumbuhan bayi terhambat.Kelainan uterus berupa kelainan bawaan dan kelainan letak dapat memicu terjadinya ketuban pecah dini dan uterus mudah terangsang sehingga persalinan lebih awal ( <37 minggu ). Trauma / benturan misalnya jatuh sehingga menyebabkan perdarahan dan ketuban pecah dini.Infeksi. Terjadinya infeksi menyebabkan mikroorganisme berkembangbiak dengan memakan zat –zat nutrisi dan terjadi inflasi dan merangsang peningkatan suhu dan metabolism, metabolism menggunakan energy yang berasal dari zat – zat nutrisi.Usia ibu yang hamil >35 tahun menyebabkan terjadinya penimbunan lemak pada pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah dengan demikian aliran darah ( O2 dan nutrisi ) ke janin terhambat.
b. Faktor janin
Hidramnion menyebabkan selaput / membrane yang membungkus air ketuban membesar dan ketuban pecah dini selain itu hidramnion ini dapat menyebabkan uterus membesar atau menegang serta menekan plasenta sehingga peredaran darah pada plasenta berkurang maka suplai O2 dan nutrisi terganggu. Selain hidramnion kehamilan ganda juga berpengaruh pada factor janin begitupun kelaina konginetal.
c. Faktor lingkungan
Pekerjaan terlalu berat merangsang kontraksi uterus dan dapat menyebabkan ketuban pecah dini sehingga tejadi persalinan sebelum waktunya. Selain itu kebiasaan merokok juga mempengaruhi karena di dalam rokok terkandung zat nikotin dan menghambat pertumbuhan janin dan dapat merangsang uterus untuk berkontraksi sehingga persalinan sebulum waktunya dapat terjadi.

5. MANIFESTASI KLINIK
a) Prematuritas murni
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
 Berat badan kurang dari 2500 gram
 Lingkar kepala kurang dari 33 cm
 Lingkar dada kurang dari 30 cm
 Panjang badan kurang dari 45 cm
 Kepala lebih besar dari badan
 Rambut lanugo banyak, tipis dan halus
 Lemak subkutan kurang kulit tipis dan transparan
 Otot hipotonik lemah
 Pernapasan tidak teratur, sering apnea
 Pembuluh darah banyak kelihatan
 Bayi kurang aktif
 Refleks-refleks masih lemah
 Pada bayi laki-laki, testis belum turun dalam skrotum, pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora.
b) Dismaturitas
 Sangat bervariasi karena dapat terjadi premature, aterm, posterm
 Kulit kering dan keriput
 Pergerakan gesit, aktif dan kuat
 Jaringan lunak dibawah kulit tipis
 Talipusat warna kehijauan
 Kulit terselubung verniks / tidak ada
 Kadang terdapat gejala retardasi pertumbuhan.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/ mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir ( menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit (HT) : 43 % - 61 % (peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia, penurunanan kadar menunjukkan anemia atau hemorragik prenatal atau perinatal).
3. Hemoglobin (HB) : 15 – 20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 – 2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destroksik : tes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit (Na,K,Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan analisa gas darah : PO2 mungkin rendah PCO2 meningkat dan menunjukkan asidosis ringan/sedang atau kesulitan napas yang lama.
7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan prematuritas murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
 Pengaturan suhu badan prematuritas atau BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relative luas oleh karena itu bayi permaturitas harus dirawat di dalam incubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi di rawat dalam incubator maka suhu bayi dengan berat badan 2 kg adalah 350 C dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg adalah 33-340 C. Bila incubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya diletakkan botol yang berisi air panas, sehinnga panas badannya dapat dipertahankan.
 Makanan bayi premature
Alat pencernaan bayi permatur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 – 5 gr / kg BB dan kalori 110 kal / kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila factor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc kg BB/hari.
 Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
b. Penatalaksanaan dismaturitas
 Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi.
 Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
 Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
 Bayi menumbuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
 Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
 Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernapasan dan bila frekwensi lebih dari 60 kali/menit.
8. KOMPLIKASI
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi BBLR antara lain:
1. Hipotermia
2. Hipoglikemia
3. Gangguan cairan dan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. Syndrome kebocoran udara
6. Enterokolitis nekrotikan
7. Infeksi
8. Apnea of prematurity
9. Anemia
Komplikasi jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan BBLR antara lain:
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pendengaran
3. Penyakit paru kronis
4. Gangguan pertumbuhan
5. Gangguan penglihatan (retinopati)
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekwensi kelainan bawaan.

B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Pola nutrisi dan metabolik
• Berat badan ( <2500 kg )
• Turgor kulit
• Jumlah intake dan output

2) Pola aktivitas dan latihan
• Penilaian skor APGAR mungkin rendah
• Pengembangan tidak dada simetris
• Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt).
• Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada.
• Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan(RDS).

3) Pola reproduksi dan seksualitas
• Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris menonjol
• Testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.






2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakefektifan pola napas b.d imaturitas paru dan neoromuskular, penurunan energi dan keletihan.
2) Ketidakefektifan termoregulasi b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi.
4) Risiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang kurang.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
DP 1 : Ketidakefektifan pola napas b.d imaturitas paru dan neoromuskular, penurunan energi dan keletihan.
HYD : dalam waktu beberapa hari pola napas kembali efektif ditandai dengan:
DS: -
DO:
• KU tampak baik
• Reflex batuk efektif
• Tidak ada sianosis dan dyspneu
• Suara napas bersih
• Menunjukkan jalan napas yang paten
• TTV dalam rentang normal (pernapasan: 40-60 kali/menit, suhu: 36,5-37,50C)
1. Kaji frekuensi dan pola napas
R/ membantu dalam periode perputaran pernapasan yang normal
2. Hisap jalan napas sesuai kebutuhan
R/ menghilangkan mukus yang menyumbat jalan napas
3. Pertahankan suhu tubuh optimal
R/ peningkatan atau penurunan suhu lingkungan dapat menimbulkan apnea.
4. Berikan oksigen hangat melalui masker 4 – 7 L/menit
R/ memberikan oksigen tambahan dan mendukung upaya pernapasan bila pucat atau sianosis
5. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan popok di bawah bahu untuk mendapatkan posisi sedikit hiperekstensi.
R/ posisi dapat memudahkan pernapasan dan episode apnea khususnya adanya hipoksia, asidosis metabolik atau hiperkapnea.
6. Kolaborasi dalam memantau pemeriksaan laboratorium (GDA, glukosa serum, elektrolit).
R/ hipoksia asidosis metabolic, hiperkapnea, hipoglikemia, hipokalsemia dan sepsis dapat memperberat serangan apnea.
7. Kolaborasi dalam pemberian oksigen sesuai indikasi.
R/ perbaikan kadar oksigen dan karbon dioksida dapat meningkatkan fungsi pernapasan.
DP 2: Ketidakefektifan termoregulasi b.d control suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
HYD: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam klien dapat mencapai status termoregulasi yang baik secara konstan ditandai dengan:
DS: -
DO:
• tanda-tanda vital dalam batas normal
• Kulit tidak teraba panas, kemerahan
1. Kaji suhu dengan sering, periksa suhu rectal pada awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat termostar dengan dasar terbuka dan penyebab hangat ulangi setiap 15 menit selama penghangatan ulang.
R/ hipotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin, dan penurunan sensiitas untuk meningkatkan kadar CO2 (hiperkapnea) atau penurunan kadar O2 (hipoksia).
2. Tempatkan bayi/rawat dalam inkubator
R/ mempertahankan kehangatan tubuh dan suhu tubuh dalam batas normal.
3. Pantau system pengaturan suhu incubator dan suhu bayi
R/ mengetahui kesesuaian antara suhu incubator dan suhu tubuh bayi.
4. Pantau suhu tubuh bayi bila keluar dari incubator
R/ untuk mencegah distress dingin.
5. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basa, pertahankan kepala bayi tetap tertutup
R/ mencegah kehilangan cairan melalui evaporasi
6. Gunakan bantalan pemanas dibawah bayi bila perlu dalam hbungannya dengan tempat tidur isolette atau terbuka.
R/ mempertahankan lingkungan termonetral dan membantu mencegah stress dingin
7. Kolaborasi dalam pemberian D-10W dan ekspander volume secara intravena bila diperlukan.
R/ pemberian dextrose mungkin perlu untuk memperbaiki hipoglikemia, hipotensi karena fasodilatasi ferifer mungkin memerlukan tindakan pada bayi yang mengalami stress panas, hipertermia dapat menyebabkan peningkatan dehidrasi 3-4 kali lipat
8. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan sesuai indikasi venobarbital, natrium bikarbonat
R/ membantu mencegah kejang karena perubahan SSP yang disebabkan oleh hipertermia, memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hipotermia dan hipertermia.
DP 3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi.
HYD: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan status nutrisi pasien terpenuhi ditandai dengan:
DS: -
DO:
• BB dapat dipertahankan
• BB normal sesuai dengan tinggi badan
• Nutrisi adekuat
• diharapkan terjadi peningkatan BB 20-30 gr/hari
• tidak menunjukkan malnutrisi.
1. Timbang BB bayi saat menerima di ruang perawatan setelah itu setiap hari.
R/ menetapkan kebutuhan kalori dan cairan sesuai berat badan dasar. Normalnya turun sebanyak 5%-10% dalam 3-4 hari dari kehidupan karena keterbatasan masukan oral.
2. Auskultasi bising usus
R/ indikator yang menunjukkan neonatus lapar
3. Berikan makanan oral berupa ASI dan air steril 5 – 15 ml.
R/ : pemberian makanan awal membantu memenuhu kebutuhan kalori dan cairan khususnya pada bayi yang laju metabolism menggunakan 100- 120 kal/kg BB setiap 24 jam
4. Anjurkan ibu mengkomsumsi makanan atau ciran selama siang dan sore hari sebelum menyusui ( memberikan ASI )
R/ membantu mneingkatkan produksi ASI.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberikan glukosa dengan segera peroral atau intravena bila kadar dextrosit kurang dari 45 mg/dl.
DP 3 : Risiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang kurang.
HYD : Selama perawatan tidak ada tanda – tanda infeksi pada bayi ditandai dengan :
DS : -
DO :
• Leukosit normal
• Tali pusat tidak ada tanda – tanda infeksi
1. Kaji tanda – tanda infeksi
R/ Dengan mengkaji tanda – tanda infeksi, dapat diketahui proses infeksi sehingga dapat melakukan intervensi yang tepat.
2. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dengan teknik aseptik
R/ mencegah perkembang biakan bakteri penyebab infeksi
3. Tingkatkan cara- cara mencuci tangan pada tenaga kesehatan, orang tua dan keluarga.
R/ : Mencuci tangan adalah praktek yang penting untuk mencegah kontaminasi.
4. Pantau pengunjung
R/ : Meminimalkan kontaminasi pengunjung dengan bayi
5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.

4. DISCARGE PLANNING
Semakin muda usia kehamilan semakin besar risiko jangka pendek dan jangka panjang tersebut terjadi.Perawatan bayi prematur di rumah :
1.Utamakan pemberian ASI,
ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalbumin, zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa, dan oligosakarida. ASI mempunyai faktor pertumbuhan usus, oligosakarida untuk memacu motilitas usus, dan perlindungan terhadap penyakit. Dari segi psikologik ASI meningkatkan ikatan antara ibu dan anak.Formula standar untuk BBLR menyerupai ASI tetapi kekurangan antibodi dan faktor pertumbuhan. Formula premature mempunyai kandungan kalori, protein, dan mineral yang lebih tinggi dibanding formula untuk bayi cukup bulan.Bayi kecil juga rentan kekurangan nutrisi, fungsi organnya belum matang, kebutuhan nutrisinya besar, dan mudah sakit hingga pemberian nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh kembang optimal
2. Hindarkan suhu tubuh yang rendah (hipotermia) dengan cara:
Perawatan Metode Kangguru (PMK). Metode yang tepat dalam merawat BBLR, yakni dengan kangaroo mother care atau metode kanguru. Metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya. Caranya: Bayi diletakkan dalam dekapan ibu dengan kulit menyentuh kulit, posisi bayi tegak, kepala miring ke kiri atau ke kanan. Keunggulan metode ini: bayi mendapatkan sumber panas alami (36-37o C) terus menerus langsung dari kulit ibu, mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/baju ibu, serta ASI menjadi lancar. Dekapan Anda adalah energi bagi si kecil. Pada bayi berat badan lahir sangat rendah (kurang dari 1000 g) metode kanguru ditunda sampai usia 2 minggu, atau sampai keadaan si bayi stabil.
Tahap-tahap PMK:
• Cuci tangan, keringkan dan gunakan gel hand rub.
• Ukur suhu bayi dengan dengan termometer.
• Pakaikan baju kanguru pada ibu.
• Bayi dimasukkan dalam posisi kanguru, menggunakan topi, popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu.
• Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepal agak sedikit mendongak.
• Dapat pula ibu memakai baju dengan ukuran besar, dan bayi diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak jatuh.
• Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi. Selanjutnya ibu bayi dapat beraktifitas seperti biasa sambil membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu (skin to skin contact) seperti kanguru.
Jika anda lelah, dapat digantikan oleh orang lain (suami, pengasuh, dll), asal terlebih dulu diajari posisinya seperti langkah di atas.
Kriteria bayi kecil yang dapat menggunakan metode ini:
o Bayi sehat
o Berat lahir antara 1500-2500 g,
o Suhu tubuh stabil (36,5 – 37,5o C),
o Bayi dapat menetek,
o Grafik berat badan cenderung naik.
* Bayi dibungkus kain hangat dan kepalanya diberi topi.
* Bayi kecil atau bayi sakit diletakkan di ruang hangat (tidak kurang dari 25o C).
* Pastikan tangan selalu hangat saat memegang bayi.
* Bila popok atau kain basah, harus selalu diganti.
3. Hindarkan kontak terhadap orang/lingkungan yang berisiko tinggi
4. Cuci tangan sebelum memegang bayi
5. Pakailah masker bila kondisi badan sakit sebelum memegang bayi
6. Lakukan pemijatan bayi secara rutin (tanyakan dokter tentang caranya)
7. Hubungi dokter atau bawa ke rumah sakit bila terdapat tanda kurang baik, misalnya: bayi malas minum, napas cepat, badan panas, bertambah kuning, dan bila ada kejang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar